SURABAYA – Ratusan peserta antusias mengikuti workshop teknologi artificial intelligence (AI), khususnya machine learning, yang diadakan Institut Sains Teknologi Terpadu Surabaya (ISTTS) kemarin (26/8). Acara yang diselenggarakan bersama Google Developer Group Surabaya dan Tensorflow User Group Surabaya itu juga menggunakan teknologi terbaru dari Keras, TensorFlow.
Sekitar 600 peserta mendapat ilmu baru dari para pembicara yang berasal dari berbagai negara. Diantaranya, Filipina, Malaysia, dan India. Termasuk para praktisi e-commerce dan akademisi. “Ada tiga workshop yang kami selenggarakan. Mulai olah gambar, olah teks, dan deteksi perbedaan,” kata Associate Professor ISTTS sekaligus penyelenggara workshop Dr Ir Esther Irawati Setiawan (Google Developer Expert Machine Learning).
Dia menyatakan, workshop itu mengenalkan Al tak sebatas sebagai pembelajaran. Tapi, juga menyuguhkan machine learning yang berbasis pada kehidupan nyata. Machine learning sendiri mampu membuat algoritma komputer yang membantu mesin belajar dan berkembang melalui analisis data tanpa explicit programming, “Misalnya, saat proses absensi wajah, apakah itu benar wajahnya atau hasil rekayasa, nah itu ada di workshop olah gambar, paparnya.
Juga pada sesi olah teks, AI tak sebatas Bard Ada banyak hal lain yang dapat dieksplorasi lebih dalam. Termasuk pada proses deteksi perbedaan. Dia mencontohkan hoax atau informasi palsu. “Hoax yang dulu itu sebatas tidak selaras gambar dan keterangan, sekarang sudah degenerate oleh Al, itu justru bahaya,” ujar perempuan yang juga Kaprodi D-3 Sistem Informasi dan Informatika Profesional ISTTS itu.
Untuk itu, pihaknya juga mengulas hal-hal lain sebagai firewall untuk mencegah penyalahgunaan AI di masa kini. Dia mengungkap kan, salah satu tujuan workshop tersebut adalah agar machine learning abstrak buat programmer yang dianggap sulit itu hilang. Sebab, jika dipelajari dengan saksama dan runut, hal itu akan memudahkan segala aktivitas.
Sumber:
Jawa Pos
Minggu, 26 Agustus 2023